Bos Besar Sumber: hipwee.com |
Jika ingin mendapatkan ISBN (International Standard Book Number), setidaknya sebuah buku wajib memiliki kata pengantar. Saya sedang menyusun antologi cerpen yang juga diharapkan memiliki ISBN semacam ini. Sayangnya kata pengantar yang harusnya ditulis oleh seseorang, sebut saja Bos Besar tak kunjung dikirim. Alasan yang membuat saya kesal setidaknya sebagai berikut:
Saya Sibuk
Dalam waktu dekat saya akan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa pelosok, numpang bersama teman-tenan yang belum akrab di kediaman Pak RT dan melakukan berbagai kegiatan yang membuat dag-dig-dug. Di sini saya tidak ingin mengurusi urusan organisasi. Mikir saja saya tidak mau.
Dia Sibuk
Bos Besar adalah mahasiswa semester akhir yang tengah menyusun skripsi. Saya tau dia berharap segera menyelesaikannya, sidang dan wisuda di bulan September. Oleh karena itu, dia mangkir menulis kata pengantar.
Laptop Rusak
Laptop saya rusak. Saya tidak bisa mengedit rapi di ponsel saya. Problem solvingnya ialah saya harus memakai komputer organisasi. Tapi lagi-lagi saya harus KKN.
Tenggat yang Lama
Saya menyelesaikan naskah ini jauh-jauh hari. Sekali lagi saya kecewa kata pengantar yang saya maksud tidak diselesaikan jauh-jauh hari juga.
Penerbit yang Ribet
Mungkin saja penerbit yang kami pakai tidak sesederhana yang kami bayangkan. Oleh karena itu, cepat selesaikan kata pengantar dan jangan buang-buang waktu, batin saya pada Bos Besar. Jika penerbit benar-benar ribet, saya sungguh sial.
Sakit
Bos Besar meriang. Padahal saya menunggu kata pengantar sejak kemarin siang. Sayangnya lagi-lagi semua sia-sia karena sakit.
Intinya tidak ada yang menyenangkan menunggu kata pengantar tanpa kepastian seperti ini. Saya marah pada Bos Besar. Sangat marah.
0 Komentar
Tuliskan perasaan kalian disini, Busukers!