Novel Si Raja Sampah
Sumber: bukalapak.com

Elizabeth Laird berteman dengan sekelompok anak jalanan di ibu kota Etiopia, Addis Ababa, yang membuatnya terinspirasi untuk menulis novel berjudul Si Raja Sampah, diterbitkan Kharisma Publishing Group pada tahun 2006. Novel yang diterjemahkan Jennifer E. Sillas ini, berlatar selepas perang sipil Etiopia atau sekitar tahun 1990-an, di antaranya diketahui dari ayah tokoh utama, Mamo, yang tewas di medan perang. Melalui tulisan Elizabeth, pembaca dapat mengenal Addis Ababa lebih dekat, terutama tentang ketimpangan sosial yang terjadi.

Mata uang Etiopia adalah Birr.  Ratusan anak jalanan terpaksa mengemis untuk mendapat beberapa Birr, namun tidak begitu untuk Dani, seorang anak konglomerat yang dapat memperoleh apapun dari keluarganya. Di sisi lain, setelah kematian ibunya, Mamo yang berusia sekitar sebelas tahun dijual ke desa. Dia lari ke Addis untuk mencari kakak perempuannya, Tiggist, yang bekerja di Awassa. Mamo terpaksa bergabung dengan sekelompok anak jalanan yang dipimpin Million untuk bertahan hidup. Dengan tegas, Million menetapkan sebuah aturan bahwa tidak boleh ada pencuri di kelompoknya. Takdir membawa Dani menjadi bagian kelompok Million. Dia bertekad untuk hidup tanpa bantuan ayahnya yang arogan. Sedangkan Si Raja Sampah merupakan julukan untuk Mamo karena keahliannya menemukan sampah-sampah yang dapat digunakan untuk kelompoknya.

Melalui novel setebal 418 halaman ini, pembaca dibuat tersentuh oleh kesetiaan anak-anak jalanan. Addis Ababa yang tampak jauh lebih keras untuk anak-anak, tidak membuat Mamo dan anak-anak lain menyerah. Mereka terus berusaha bertahan hidup, salah satunya dengan mengemis yang dianggap sebagai hal lumrah di negara ini. Sayangnya sebagian besar borjuasi menolak membantu anak-anak jalanan yang telah menandai kekuasaan mereka agar tidak didatangai anak-anak jalanan yang lain. Elizabeth mempersembahkan novel Si Raja Sampah untuk para anak jalanan di Addis Ababa. Oleh karena itu, dia menulis sebuah akhir yang manis untuk Mamo dan Dani, tidak untuk Million dan anak-anak lain agar pembaca buku ini dapat mengetahui ketimpangan sosial yang perlu diperbaiki di Addis Ababa.