Depresi
Sumber: aubreymarcus.com

Orang-orang mudah sekali mengabaikan sesuatu yang disebut depresi. Apalagi, mereka yang tidak mengalaminya. Apa karena depresi tidak meninggalkan bekas laiknya demam yang menaikkan suhu tubuh, lantas orang-orang mengabaikannya?

Kadang mereka yang menamai diri sebagai psikolog, mahasiswa yang menempuh pendidikan di jurusan psikologi, atau jurnalis yang katanya membela rakyat miskin benar-benar tidak memahami bagaimana depresi. Orang yang seharusnya mempunyai rasa empati tinggi, nyatanya belum tentu dapat merangkul orang-orang pengidap penyakit ini. Hal ini membuat para penderita dipaksa untuk terus sembunyi atau semakin menderita ketika memohon pertolongan.

Siapa yang dapat memahami depresi kecuali penderita itu sendiri? Tidak ada. Kata-kata atau tulisan tidak akan depat menerangkan betapa brengsek depresi itu. Berhentilah menambah beban para penderita, kurang lebih demikian teriakan salah satu pengidap depresi.