Geowisata dan Arkeowisata Milenial: Bioskop Climb In di Puncak Gunung Budheg

Puncak Gunung Budheg
Sumber: doripos.com

Gunung Budheg adalah bukit yang salah kaprah disebut gunung. Memiliki ketinggian 600-an m di atas permukaan laut. Bukit ini merupakan satu dari sekian bukit di Tulungagung yang eksis sebagai tempat pendakian pemula. Terletak di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung dengan jalan-jalan yang mudah diakses. Daya tarik wisata Gunung Budheg berupa ekosistem alami, geowisata
sebagai gunung api purba, dan arkeowisata yang meninggalkan jejak peradaban masa
kerajaan nusantara. Gunung Budheg mempunyai dua jalur pendakian yang memiliki
keunikan masing-masing: jalur barat dan jalur utara serta dua puncak: puncak 1 dan
puncak 2.

Gunung Budheg
Sumber: ulinulin.com

Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi, dan sejarah kebumian (wikipedia.com). Geowisata sangat didukung melalui jalur barat dengan pemandangan khas batuan penyusun Gunung Budheg seperti batu-batu columnar yang berbentuk segi enam. Sedangkan arkeowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi budaya masa lampau. Melalui jalur utara, akan banyak dijumpai situs-situs arkeologi seperti Jedhing Kuna, Watu Bandung, candi dan Goa Tritis serta sebuah yoni di puncak 1.

Candi Tritis
Sumber: situsbudaya.id

Bagaimana jika di bagian puncak dibangun sebuah bioskop outdoor? Apabila
bioskop drive in cukup terkenal di luar negeri, Indonesia tak kalah populer dengan bioskop keliling. Heru Erwanto dalam jurnal berjudul Bioskop Keliling: Peranannya
dalam Memasyarakatkan Film Nasional dari Masa ke Masa yang diterbitkan tahun 2014
menjelaskan bioskop keliling adalah peredaran film secara sederhana melalui cara yang
lebih praktis dan bersifat mobil karena dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Secara teknik bioskop keliling hanya berupa perangkat keras yang terdiri atas sebuah
proyektor, layar berukuran 3×7 m sampai 4×8 m, konstruksi untuk mendirikan layar
(tiang bambu, besi knockdown), sound system (amply, speaker,tapedeck), player, copy
film, tenda yang dikemas dalam alat transportasi yang dioperasikan oleh 1 orang supir
dengan 2 orang crew operator diesel.

Bioskop drive in
Sumber: jesupdrivein.com

Bayangkan jika bioskop keliling bukan lagi memakai alat trasportasi laiknya
mobil, melainkan dengan bantuan para pendaki yang nantinya disebut bioskop climb in.
Bioskop ini dapat dibuat melalui alat yang sama dengan bantuan tenaga listrik yang
bersumber dari aki atau diesel. Turis yang telah mendaki melalui jalur barat atau utara
dapat menikmati kesempatan menonton bioskop outdoor tertinggi di Tulungagung atau
lebih tepatnya bioskop climb in di puncak Gunung Budheg. Para pendaki dapat
mendirikan tenda di puncak 1 atau 2 dimana masing-masing film akan diputar khususnya
malam hari. Pada hari-hari tertentu akan diputar film mengenai sejarah terbentuknya Gunung Budheg secara geologi (geowisata) dan di hari lain mengenai kisah situs-situs arkeologi yang tertinggal (arkeowisata).

Mendaki
Sumber: climbing.com

Bioskop climb in akan menjadi daya tarik bagi turis lokal maupun mancanegara.
Menjadi inovasi bioskop satu-satunya di dunia yang akan mengubah wajah Tulungagung.
Gunung Budheg bukan sekadar menawarkan suatu ekosistem alami, geowisata,
arkeowisata ataupun wisata adrenalin, namun juga film-film yang akan diputar di tempat
dan dalam nuansa yang langka.

Posting Komentar

0 Komentar