Tuhan, Semua Ku Kembalikan Pada-Mu

Ciptaan Tuhan
Sumber: ted.com

Rasanya menyakitkan jika naskah yang dikirim penulis mengalami penolakan di berbagai penerbit, tidak hanya satu namun beberapa. Rasanya seperti tenggelam di kegelapan, putus asa, dan mimpi-mimpi terasa jauh di bintang-bintang. Namun saat penulis mengalaminya, entah sejak kapan penulis mulai menanamkan kalimat sederhana "Tuhan, ku kembalikan pada-Mu."

Salah satu produk AFA Collection
Sumber: instagram.com

Seorang sahabat penulis, owner AFA Collection yang penulis temui suatu hari, menangis menceritakan perjalanan kehidupannya yang enggan membebani orang tua. Dia bilang berkali-kali, "Tuhan, semua kukembalikan pada-Mu (N.B: versi Bahasa Jawa)." Dia percaya apa-apa yang tidak dapat diurus manusia, Tuhan sendiri yang akan mengurusnya. Penulis pun percaya. Jika penulis gagal dan terpuruk dalam kesedihan, penulis melepas semua beban tersebut pada Yang Maha Kuasa. Katakan, "Tuhan, semua kukembalikan pada-Mu," seketika beban-beban tersebut terasa terangkat perlahan-lahan. Kemudian kembali memulai usaha sampai Tuhan meridai apa yang penulis harapkan.

Pantang menyerah
Sumber: renungkankristiani.com

Penulis berpikir, terpuruk dan bangkit merupakan suatu hal yang berkesinambungan. Penulis selalu percaya tidak ada usaha yang akan disia-siakan. Tidak ada kata menyerah sebelum kematian.

"Tuhan, semua kukembalikan pada-Mu."

Posting Komentar

0 Komentar