9 Situs yang Diduga Jejak Kaki Raksasa

Manusia meninggalkan jejak kaki di pasir
Sumber:  muhsinlabib.com

Situs menurut KBBI adalah daerah temuan benda-benda purbakala. Sedangkan purbakala berarti zaman kuno. Banyak tempat di Indonesia memiliki situs yang diduga jejak kaki raksasa, yang terabadikan oleh alam di batuan dan karang. Tapi, hanya sebagian kecil yang terdokumentasi dan dikenal masyarakat. Hampir keseluruhan situs tidak diteliti dan disangsikan kebenarannya, sebab raksasa dipercaya sebagai legenda. Tapi apakah suatu kebetulan jika setiap daerah memiliki kisah-kisah yang berkaitan raksasa sebagai pengiring situs-situs tersebut? Berikut 9 jejak kaki raksasa yang berhasil penulis kumpulkan.

1.     Situs Tapak Yaksa 
    Situs berada di Jl. Babagan-Ciwaruga No. 60, Cigugur Girang, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Terdapat cerukan di sebuah batu, yang berukuran sekitar 70 × 40 cm dan diduga jejak kaki sebelah kanan. Meskipun demikian, tidak jelas jejak jari kaki di situs tersebut. Menurut cerita rakyat, situs ini adalah jejak kaki Prabu Siliwangi (arungi.selatsunda.co.id).

Situs Tapak Yaksa
Sumber:  arungi.selatsunda.co.id

2.     Situs Tapak Kaki Bima / Werkudara
    Situs ini terletak di Dusun Ngasinan, Karangbangun, Metasih, Karanganyar, Jawa Tengah. Situs yang diduga sebagai jejak kaki Bima atau Raden Werkudara  ini berukuran tak biasa. Dilansir dari okezone.com, warga setempat bercerita dulunya situs memiliki jejak jari kaki yang jelas.

Situs Tapak Kaki Bima
Sumber:  news.okezone.com

3.     Situs Tapak Si Kabayan Sawarna
    Situs Tapak Si Kabayan berada di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Dipercaya sebagai jejak kaki kanan berukuran sekitar 2,5 × 0,7 m yang melubangi sebuah batu (teluklove.com). Menurut cerita rakyat, situs ini merupakan jejak peninggalan Kabayan.

Situs Tapak Si Kabayan Sawarna
Sumber:  teluklove.com

4.     Situs Jejak Kaki Kabayan
    Kali ini berada di Gunung Munara, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Berada di puncak gunung yang berukuran dua kali lebih panjang dari kaki normal manusia dewasa. Menurut legenda merupakan jejak kaki Kabayan.

Situs Jejak Kaki Kabayan
Sumber:  kompasiana.com

5.     Situs Tapak Kaki di Banjar
    Ditemukan tahun 2011 di Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Seperti ditulis tubasmedia.com, lempengan batu seberat 300 kg memiliki jejak kaki raksasa dan relief yang menyerupai kujang.

6.     Situs Batu Telapak Datu
    Berlokasi di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. m.kalsel.prokal.co menyatakan, situs ini berukuran 5 × 2 jengkal tangan manusia dewasa. Menurut warga sekitar, situs ini terbentuk akibat lompatan Datu Kusan.

Situs Batu Telapak Datu
Sumber:  m.kalsel.prokal.co

7.     Situs Telapak Kaki Datu Keling
   Terletak di tebing Sungai Cempogok, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Situs itu diduga jejak kaki Datu Keling saat berburu.

Situs Telapak Kaki Datu Keling
Sumber:  utaranewsblog.wordpress.com

8.     Situs Tapak Kaki Lombok Utara
    Jauh di Lombok Utara, tepatnya Dusun Tangga, Desa Selengan, Kecamatan Kayangan terdapat situs yang diduga jejak kaki raksasa, membentuk sebuah cekungan di batu. Tidak ada penelitian atau legenda mengenai asal-usulnya (lombokatraktif.blogspot.com).

Situs Tapak Kaki Lombok Utara
Sumber:  lombokatraktif.blogspot.com

9.     Situs Tapak Tuan
    Di sebuah batu karang, tepat mengahadap laut lepas, di Tapak Tuan, Aceh Selatan terdapat jejak kaki raksasa berukuran 2,5 × 6 m. Menurut cerita rakyat adalah jejak Pertapa sakti Syech Tuan Tapa (m.detik.com).

Situs Tapak Tuan
Sumber:  travel.detik.com


Dapat disimpulkan situs-situs tersebut berkaitan cerita rakyat mengenai raksasa di masa silam. Rasanya sangat kebetulan jika alam membentuk struktur tersebut di berbagai wilayah. Apalagi, manusia memiliki jejak kaki yang unik. Kemudian timbul pertanyaan, apakah jejak kaki tersebut merupakan bukti nyata adanya raksasa di masa lalu? Atau mungkin sengaja dibuat manusia untuk tujuan tertentu? Jadi, dimana peneliti-peneliti Indonesia? Apa kita akan melupakan situs-situs ini dan menganggapnya sebagai bentukan alam yang kebetulan? Dan, bukankah tidak hanya Indonesia yang memiliki jejak kaki berukuran raksasa?

Posting Komentar

0 Komentar