Nyinyir
Sumber: idntimes.com

Seorang demisioner Koordinator Penelitian dan Bank Data di sebuah lembaga menoleh saat saya tidak bersuara untuk menyanyikan lagu Darah Juang. Dia tersenyum dan saya ikut membalas ragu-ragu. Mati-matian saya menahan air mata yang bersikeras keluar. Pasalnya Tuhan benar-benar baik untuk membuat saya tidak menyinyiri jurnalis.

Alkisah, saya adalah manusia kekanak-kanakan yang akan membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan memakai keburukan. Untuk membalas sebuah keburukan yang menyakitkan, selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau  bertahun-tahun saya senantiasa menunggu sebuah kesempatan untuk membalas dendam. Beberapa jurnalis sukses membuat saya merana, dan sebuah penghiburan  ialah balas dendam melalui serentetan nyinyiran di masa depan.

Tapi, lagi-lagi Tuhan begitu baik. Satu-satunya manusia yang selalu menghargai saya telah duduk diposisi tertinggi untuk mengayomi sebagian jurnalis-jurnalis bangsat. Maka, perasaan saya menolak untuk menyakiti jurnalis-jurnalis itu secara verbal, sebab akan ikut melukainya. Terima kasih Tuhan untuk tetap membuatku melalui jalan yang baik.