Receh
Sumber: suara.com

"Niat nulis ulasan, tidak? Atau cuma mau pamer bahwa 'Lihat! Saya sudah membaca buku ini!'" Kurang lebih demikian saat seorang penulis mengomentari sebuah ulasan receh di website recehan. Laiknya lirik lagu berjudul Numb -- saya ingin mengatakan sebagaimana lirik ini -- yang apabila diterjemahkan oleh Sun Music tertulis, "Aku lelah menjadi seperti yang kau inginkan. Merasa sangat tak berguna sampai hilang tenggelam. Aku tak tau apa yang kau harap dariku. Ikuti maumu rasanya seperti tertindih beban. Hanyut dalam arus, ya hanyut dalam arus. Apapun yang kulakukan selalu salah di matamu. Aku telah menjadi begitu mati rasa, tak bisa kurasakan dirimu. Jadi sangat lelah, jauh lebih tau. Aku menjadi seperti ini, yang ingin kulakukan hanyalah menjadi diri sendiri dan tidak sama denganmu." Perlu digaris bawahi pada kalimat, "Aku menjadi seperti ini, yang ingin kulakukan hanyalah menjadi diri sendiri dan tidak sama denganmu."

Semua orang berbeda, sama halnya perihal kemampuan dalam berpikir dan menulis. Website tetangga selalu menampilkan sesuatu yang serius, cemerlang, kreatif, unik, kritis, dan penuh kalimat-kalimat yang tersusun menjadi sebuah tulisan panjang. Sayangnya website recehan ini hanya memberi tontonan ecek-ecek untuk tidak membebani penulisnya.

Sekarang saya semakin bingung setelah menulis opini ini. Lantas apakah menjadi diri sendiri harus melupakan semua kritik termasuk kritik penulis itu? Sebenarnya saya ingin menanyakannya pada vokalis yang menyanyikan lagu Numb, Chester Bennington, tapi dia telah tenggelam di alam baka karena bunuh diri sejak tahun 2017.