Menanam pohon
Sumber: doc. pribadi

Betapa berengsek manusia-manusia yang katanya mencintai lingkungan, yang nyatanya mempelajari berbagai ilmu terkait ekosistem hingga akar-akarnya, yang biasanya ikut mengunggah selamat hari bumi atau hari menanam pohon sedunia. Betapa bangsat mereka, yang duduk tepekur di bangku-bangku kuliah, yang gembar-gembor alamku, tapi enggan turun untuk menanam di tanah berdebu. Betapa hebat mereka, yang duduk di kafe tertawa-tawa, seolah-olah ogah melihat alam yang jatuh terpuruk.

Faktanya memang demikian, duduk di kafe selalu lebih menyenangkan dari menanam sebuah pohon di tanah yang kotor. "Yuk, kita santai di kafe," maka hampir semua orang akan berbondong-bondong. "Yuk, kita menanam," maka hampir semua orang terdiam seolah-olah tak tahu. Seorang pegiat lingkungan berkata dalam suatu forum bahwa hal tersulit ialah membuat seseorang mencintai pohon, dan tampaknya sampai saat ini banyak yang tidak mencintai pohon-pohon untuk lingkungan.

Nyatanya, saya ikut merasa duduk di sebuah kafe selalu lebih menyenangkan dari menanam sebuah pohon. Padahal saya dan kalian difasilitasi untuk hanya menanam mereka, tidak untuk menyemai bibit-bibit rapuh, membuat lubang galian, menyiram, mengeluarkan sejumlah rupiah atau menyiapkan hal-hal lain agar seseorang dapat menanam laiknya kita. Betapa berengsek dan bangsatnya saya dan kalian.