Ilustrasi depresi Sumber: aubreymarcus.com |
Saya begitu bersemangat pagi ini. Hingga pukul sebelas siang terus menyunting naskah sebuah antologi esai berjudul Lubang Pertama yang Tampak di Pelupuk Mata. Rasanya saya menikmati semua detik yang saya lalui dengan deretan kalimat dan komputer di atas meja. Namun, saat semua selesai entah kenapa perasaan untuk tidak ingin melakukan apa-apa kembali.
Tidak ingin melakukan apa-apa bukan berarti malas. Saya tahu perbedaan keduanya. Malas dapat dikatakan enggan melakukan rutinitas tertentu, tapi berniat untuk melakukan rutinitas yang lain. Misalnya malas kuliah dan hanya ingin duduk di depan komputer untuk menonton Attack on Titan secara maraton atau hanya ingin tidur sepanjang hari. Sedangkan tidak ingin melakukan apa-apa artinya benar-benar tidak ingin apa pun, baik tidur, makan, membaca, menonton video, hidup, dan lain-lain. Rasanya semua hal yang menyenangkan menjadi hambar begitu saja, tidak ada artinya untuk saat ini.
Saya tidak pernah tau apa yang harus dilakukan saat perasaan tidak ingin melakukan apa-apa muncul tiba-tiba. Hanya dapat berbaring di tempat tidur sambil merasakan sebuah perasaan yang menyakitkan di setiap tarikan napas. Rasanya hidup benar-benar tidak ada artinya sama sekali. Dari perasaan ini saya tahu dorongan untuk mengakhiri hidup akan mulai bermunculan. Jadi katakan, apa yang harus dilakukan saat tidak ingin melakukan apa-apa?
1 Komentar
Tentu Tuan editor segala galanya
BalasHapusTuliskan perasaan kalian disini, Busukers!