Bermain gawai
Sumber: business.finansialpost.com

Terjebak di teras pertokoan tutup tanpa membawa apa-apa bukan pilihan yang tepat. Hujan turun begitu deras membiarkan saya berdiri sendirian, tanpa ada camilan, buku, atau gawai. Lebih tepatnya tanpa ada sebuah gawai, demikian pikiran saya terus terpuruk di saat-saat membosankan semacam itu.

Sejak gawai dalam pikiran, saya hanya membayangkan detik demi detik yang akan dapat dilalui dengan menyenangkan. Misalnya, mengunggah cerita di media sosial bahwa saya terjebak  hujan saat ini, lalu membayangkan komentar-komentar yang tidak akan membuat saya kesepian. Pikiran saya terus mengelana andai gawai itu benar-benar di sini. Saya dapat menulis sebuah artikel mengenai tetek-bengek yang saya rasakan atau bahkan jauh lebih baik, menulis sebuah bab untuk novel-novel yang tengah dipersiapkan.

Sayangnya gawai itu tidak di sini dan sayangnya saya terlanjur menaruh gawai itu dalam pikiran saat ini. Alhasil waktu terbuang sia-sia dalam keandaian yang membuat saya semakin terpuruk. Sejak gawai dalam pikiran, saya gagal menikmati rintik hujan yang Tuhan ciptakan.