Surti sebagai eks pemred
Sumber: facebook.com/titisurya

Eks pemred di sebuah sekretariatan berjuluk Jancuk kini tengah menaiki kereta api menuju Bandara Internasional Juanda. Dia akan melintasi Selat Sunda. Membawa semua bekal, baik ilmu dari Jurusan Bahasa Indonesia di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung atau ilmu yang didapatnya selama bersinggungan dengan orang-orang di sekretariatan untuk membumbui Banyu Asin agar kelak menjadi manis.

Swafoto Surti di hari wisuda
Sumber: facebook.com/titisurya

Jejaknya yang lambat laun meninggalkan tanah marmer, mulai direnungi beberapa orang saat ini. Masih lekat dalam ingatan perihal perjuangannya menempuh 37 km memakai sepeda untuk mengikuti pra sidang tema. Sekarang akan mulai lekat di ingatan tentang kesabarannya membimbing anak-anak binal sekretariatan untuk menulis. Lalu sadar atau tidak, saat kalian duduk di gazebo-gazebo IAIN dimana eks pemred ini bergelut selama empat tahun, meja-meja akan tampak kosong. Tidak akan ditemui toples kejujuran berisi kacang (selama mahasiswa lain belum melakukan hal serupa).

Surti sesaat sebelum meninggalkan Tulungagung
Sumber: doc. pribadi

Surti bukan sekadar mahasiswa terbaik sejurusan saat lulus, bukan sekadar eks pemred tersabar, bukan hanya seorang wirausaha, tapi seorang teman yang luar biasa. Eks pemred kini telah membawa semua doa dari orang-orang yang akan merindukannya. Entah bagaimana caranya, dia akan membuat bumbu-bumbu yang memengaruhi Banyu Asin. Lantas dia akan kembali ke kota marmer untuk menemui semua yang dia tinggalkan suatu hari.