Buku Nasruddin Si Pandir yang Bijak
Sumber: doc. pribadi

“Nasruddin (1208-1284) adalah penutur cerita legendaris dari Turki dengan segudang humor dan anekdot yang penuh makna,” demikian yang tertulis di sampul belakang buku. Sedangkan sampul depan berisi ilustrasi tokoh Nasruddin dan keledainya yang semakin membuat kesan bahwa buku ini merupakan buku humor. Mungkin pembaca akan berkesimpulan bahwa buku ini diterbitkan untuk anak-anak, apalagi tertulis embel-embel “Moral Intelligence” dan “World Famous Spiritual Classic Graphic Novel.” Bayangkan, kalian memegang sebuah buku anak-anak. Lantas imajinasi kalian terus meliar bahwa buku ini berisi huruf-huruf berukuran besar, cerita singkat, dan alur cerita yang diramu sederhana. Namun, buku Nasruddin Si Pandir yang Bijak akan meluruhkan sebagian harapan kalian.

Isi buku Nasruddin Si Pandir yang Bijak
Sumber: doc. pribadi

Jari kalian membuka lembar per lembar. Kalian akan menemukan ilustrasi lucu lainnya yang mengingatkan pada karakter anak-anak. Kalian akan sadar bahwa buku ini tersusun atas lembaran kertas-kertas tebal dan mengilat tidak seperti buku cerita kebanyakan. Lantas kalian akan menemukan sebuah logo berhias tulisan “Moral Comic Specialist” yang diterbitkan HeartVoice pada tahun 2010. Segala sesuatu buyar. Kalian sadar bahwa buku ini merupakan sebuah buku komik. Tidak apa, pikir kalian mungkin akan seperti ini.
Mata kalian terus menyusuri ilustrasi-ilustrasi unik dan kekanak-kanakan yang akan membuat kalian terhibur. Lihat saja, bagian daftar isi dibuka dengan kalimat “Halaman Berapa? Cerita Apa?” Sangat lucu, khas anak-anak.

Sub judul Menunggang Keledai Terbalik
Sumber: doc. pribadi

Sayangnya ilustrasi apik dengan warna-warna ciamik tidak diimbangi dengan alur yang jelas. Bagaimana mungkin 40 sub judul cerita diramu dalam 90 halaman? Bayangkan salah satu sub judul yaitu Menunggang Keledai Terbalik hanya dimuat dalam satu halaman saja. Hal ini membuat banyak celah yang seolah-olah dari satu panel ke panel ilustrasi lain bagai melompat-lompat sehingga alurnya cukup membingungkan. Pembaca harus berpikir keras mengisi gap yang sengaja dibuat. Mungkin ini terkait embel-embel “Moral Intelligence.” Setiap sub judul pasti selalu berakhir dengan sebuah pertanyaan besar, entah itu pertanyaan yang akan berujung pada pemahaman "wah" atau pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban, tergantung kemampuan pembaca untuk menarik kesimpulan. Buku ini akan terlalu berat untuk anak-anak meskipun dihiasi gambar-gambar lucu dan penuh warna. Memang tidak ada embel-embel bahwa buku ini untuk anak-anak, tapi dari tampilan luar dan dalam, seolah menggambarkan bahwa buku ini dibuat untuk anak-anak.