Sombong dan Tersungkur Hari Ini

Sombong
Sumber: marlianiarizma.wordpress.com

"Terus belajar dan merendah. Belajar perihal pengetahuan, belajar perihal hati," tulis salah satu teman penulis dalam suatu pesan di sore hari via WhatsApp.

Pesan WhatsApp
Sumber: suara.com

Hati yang tinggi menyebabkan suatu masalah. Kesombongan yang melingkupi hati dan pikiran membuat dada semakin sesak dan menghancurkan segala sesuatu perlahan-lahan. Kadang, penulis mempercayai sesuatu yang seharusnya tidak dijadikan sebagai satu-satunya tolok ukur, seolah-olah penulis sebagai satu-satunya orang paling hebat di dunia: di lingkungan akademis, tulis-menulis, dan pemikiran. Lontaran ejekan tanpa sadar penulis lontarkan ke orang-orang yang rasanya tidak kompeten. Bahkan sebab kesombongan, penulis menolak menempatkan diri di antara orang-orang tersebut. Sayangnya kesombongan telah menyebabkan penulis buta. Penulis mulai berhenti mempelajari segala sesuatu tanpa menyadari orang lain tengah berproses hingga penulis benar-benar tersungkur hari ini.

Alasan menghilangkan sombong
Sumber: dictio.id

"Carilah alasan kenapa kau harus menghilangkan kesombongan," tulis teman penulis lagi.

Rasanya kesombongan adalah kegelapan yang menyerap segala kebahagiaan yang murni. Kesombongan menghalangi segala sesuatu: sosialisasi, pembelajaran, pemikiran, karya, dll. Kesombongan juga  mempersempit relasi melalui penolakan terhadap orang-orang yang penulis anggap tidak kompeten atau penolakan orang lain sendiri karena kesombongan pada diri penulis. Sombong mengakibatkan perasaan takut untuk melakukan sesuatu. Muncul anggapan bahwa penulis merupakan yang terbaik sehingga rasanya penulis takut melakukan kesalahan yang kecil.

Akibat sombong
Sumber: idntimes.com

"Dan carilah pembuktian apa akibat yang akan kau terima, jika kau menurut pada kesombongan itu," lanjutnya.

Penulis menemukannya hari ini. Saat sesorang yang sekian tahun penulis rendahkan telah berposes dan muncul ke permukaan, perasaan sesak yang sangat menyakitkan menyelimuti dada penulis. Suatu perasaan yang mengatakan, "Kau tidak berguna." Penulis tanpa sadar telah kehilangan waktu dan kesempatan yang tidak akan pernah dapat diputar balik.

Bicara pada diri sendiri
Sumber: northwestern.edu

Kesombongan adalah bagian dari diri penulis yang harus diajak berdialog untuk ditaklukkan, tulisnya. "Nikmatilah proses.
Hingga nanti kau akan sampai pada suatu titik, dirimu benar-benar jera untuk sedikit saja sombong.
Dan benar-benar merasa tidak tahu apa-apa setelah kau mau untuk terus bertanya dan belajar ilmu pengetahuan. Karena ketika itu, kau akan menyadari betapa banyak hal yang belum kau ketahui perihal ilmu, ataupun yang lainnya.
Dengan begitu, secara tidak sadar, lambat laun kesombongan itu akan kalah dengan sendirinya. Karena kemauan kita yg sangat keras untuk ingin tahu, sehingga membawa kita kepada hal yang memang belum kita tahu sebelumnya," tutup pesan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar