Debat capres dan cawapres kedua Sumber: tempo.co |
Indonesia merupakan bagian dunia yang setengah-setengah melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang disuarakan secara global oleh berbagai pihak. Hal ini terlihat dari 74 tahun selama Indonesia merdeka, pemerintah hanya terfokus pada pembangunan sosial dan ekonomi tanpa memerhatikan lingkungan. Eksistensi pembangunan berkelanjutan di Indonesia semakin terancam saat calon presiden dan wakil presiden tidak menunjukkan komitmen atau pernyataan tegas di debat kedua (17/02/2018). Kedua calon presiden dan wakil presiden sama sekali tidak membahas penyebab kerusakan lingkungan: tata kelola yang keliru, kolusi, dan korupsi. Padahal Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati terbesar di dunia mulai kehilangan keanekaragaman hayatinya pada tingkat mengkhawatirkan. Misalnya hanya tersisa sekitar 441 sampai 579 harimau Sumatera di habitat aslinya (IUCN, 2018). Padahal kelompok pemerhati lingkungan dan pegiat konservasi, termasuk WWF telah mendesak para pembuat kebijakan merumuskan sasaran tepat bagi pembangunan berkelanjutan. Sayangnya kedua calon presiden dan wakil presiden belum memiliki visi yang jelas dan tegas mengenai arah pembangunan lingkungan. Sekali lagi, eksistensi pembangunan berkelanjutan di Indonesia semakin terancam tergusur selama lima tahun mendatang.
Sumber:
- Masa Depan Keanekaragaman Hayati (https://www.google.com/amp/s/kolom.tempo.co/amp/1176735/masa-depan-keanekaragaman-hayati-kita)
- Politik Lingkungan Calon Presiden (https://koran.tempo.co/read/440054/politik-lingkungan-calon-presiden?read=true)
0 Komentar
Tuliskan perasaan kalian disini, Busukers!