Saat Sastra Dipertanyakan Dosen Pembimbing

Ilustrasi sastra
Sumber: ppidunia.org

Seorang penulis pernah mempersembahkan halaman persembahan skripsi dengan teknik tulisan yang berbeda: tidak kaku dan monoton. Jusuf Fitroh sebagai penulis sastra dengan berani menggebrak dunia skripsian kala itu.  Demikian tulisan halaman persembahan Jusuf Fitroh:

Halaman persembahan Jusuf Fitroh
Sumber: doc. pribadi

PERSEMBAHAN

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini -- entah bisa disebut karya atau tidak-- saya persembahkan untuk:
  1. Ibu saya. Bidadari yang susah payah menyamar sebagai manusia biasa.
  2. Ayah saya. Seorang lelaki penyabar yang  sekarang sedang merokok dan bersantai di surga.
  3. Dosen pembimbing saya. Ibu A yang telah menyadarkan saya sebab saya kira dalam draf awal skripsi ini sudah tidak ada yang keliru. Ternyata masih banyak kesalahan.
  4. Semua pihak di SMPN B yang dengan ramah memberikan izin sehingga terlaksana beberapa kali penelitian di sana.
  5. C yang sudah mengurus semua berkas mulai dari seminar proposal, ujian komprehensif, sampai terselenggaranya ujian skripsi. Sebab saya selalu tidak suka dengan prosedur formal macam begitu, jika tidak ada sumbangsihnya dalam merelakan waktu dan tenaga, barangkali saya tidak akan sidang sampai sekarang.
  6. Teman-teman --untuk tidak menyebut mereka musuh -- di Lembaga Pers Mahasiswa D yang sudah menciptakan atmosfer kurang ajar. Ruang pengap sebagai tempat tempa, tak ayal dari sanalah saya juga dibentuk.
  7. Teman-teman di indekos IDIOT++ yang selalu khawatir tentang menikah dan kerja, meski kekhawatiran sebenarnya adalah sewa indekos tahun ini yang belum dilunasi.
  8. Teman-teman di kelas TMT B dan F yang kelasnya rela saya ikuti.
  9. Almamater hijau IAIN E.

*A, B, C, D, dan E adalah nama samaran.

Dosen pembimbing tampak kurang setuju dengan halaman persembahan semacam ini. Dia membuat kurung kurawal yang mencakup poin 1 hingga 9 dengan sebuah simbol tanda tanya di tepi. Tidak hanya itu, tampak beberapa tanda baca dan poin 8 dilingkari memakai bolpoin biru. Mungkin Jusuf Fitroh harus merombak halaman persembahannya besar-besaran. Setidaknya dia sudah mencoba untuk menulis sastra dalam bagian tertentu di skripsinya. Sayangnya skripsi tetap sebagai tempat yang kaku sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana. Keberaniannya layak diapresiasi meskipun harus direvisi.

Selamat mendapat gelar sarjana!

Jusuf Fitroh berada di tengah dan paling belakang
Sumber: doc. pribadi

Posting Komentar

0 Komentar